Lagu cover selalu punya daya tarik tersendiri, apa lagi sang tokoh artisnya adalah sang penyanyi idola, dan selalu memungkinkan versi cover bisa jauh lebih populer ketimbang aslinya atau bahkan sebaliknya. Berikut adalah lagu-lagu cover pilihan bon4lbum :
The Girl from Ipanema (Garota de Ipanema) - Pat Metheny
Lagu ini tidak asing lagi buat para penggemar lagu-lagu bossa nova. Lirik asli lagu ini adalah berbahasa Portugis dibuat oleh Vinicius de Moraes dan versi Inggrisnya oleh Norman Gimbel sedangkan musiknya sendiri dikarang oleh Antônio Carlos Jobim, tokoh pencipta lagu juga penyanyi yang sangat dikenal dikalangan penikmat ‘jazz’, terutama juga karya Jobim yang lain seperti Wave ataupun How Insensitive. The Girl from Ipanema pertama kali direkam ditahun 1962 oleh Pery Ribeiro, dan tiga tahun kemudian versi covernya –oleh Astrud Gilberto & Stan Getz - menyabet penghargaan Grammy dengan kategori Record of the Year. Selain Astrud, terdapat sejumlah nama-nama penyanyi top yang mengcover The Girl from Ipanema terutama kalangan penyanyi yang masuk kedalam kategori ‘jazz-vocal’ seperti Ella Fitzgerald, Frank Sinatra hingga Laura Fygi, bahkan juga para vocalis ‘easy listening’ seperti Henry Mancini dan Andy Williams. Versi Pat Metheny adalah solo gitar – ‘no-vocal’, dan The Girl from Ipanema yang seperti biaisanya (mainstream) terdengar ‘friendly’ jadi kelihatan muram namun buat saya tetap cadas ataupun saya menyebutnya ‘progressive’. Pat Metheny – namanya pertama kali jadi akrab ditelinga saya lewat ‘profile singkat’ majalah HAI pasca This is not America bersama David Bowie, dikatakan bahwa sebelum terjun ke Jazz, Pat adalah gitaris rock. Mungkin bagi anda yang sudah terlanjur jenuh dengan style ‘bosanova’ tidak ada salahnya mencoba versi Pat yang muncul sekitar tahun 2011 ini, dari album What's It All About, sebuah album dengan komposisi lagu-lagu cover.
Stay - David Marx & Tracy Spencer
Tembang ini sangat khas dan klasik, ciri R&B era 50-an atau mungkin 60-an awal, dan lagu ini selalu dikaitkan kedalam istilah doo-wop oleh banyak pengamat musik. Diciptakan oleh Maurice Williams, yang juga bersama groupnya the Zodiacs mempopulerkan lagu ini pertama kali di tahun 1960. Dipertengahan 60-an, Stay muncul dengan gaya pop-rock saat dicover oleh The Hollies, yang juga merupakan salah satu track di album perdana mereka yang berjudul Stay with The Hollies. Diera 80-an, suasana panggung musik populer dunia penuh dengan atmosfir disco, entah itu pop-dance, synthpop, euro-dance, italian-disco dan sebagainya. Dan siapa sangka lagu Stay-pun menjadi tembang ‘80s’ manaka dibawakan oleh Marx & Spencer sekitar tahun 83 – 85, sangat apik dan juga ‘cool’, dan buat saya selalu meninggalkan kesan bahwa ‘80s’ tidak pernah padam. Dan setahu saya, Marx & Spencer berasal dari eropa (italy?), adalah duo yang ‘tidak terkenal’, meskipun ditahun-tahun tersebut mereka punya single andalan lain : Follow You Follow Me, lagu cover milik band Genesis.
Every Little Thing (He) Does Is Magic - Shawn Colvin
Shawn Colvin adalah generasi folk era 90-an, namanya sedikit ke-sohor lewat lagu Sunny Came Home tahun 1997. Dan dari lagu tersebut Shawn Colvin masuk nominasi Grammy Award untuk keategori Best Female Pop Vocal Performance. Tapi cover ini adalah berasal dari album Shawn tahun 1994 yang bernama Cover Girl, album yang memang sengaja berisi lagu-lagu cover; beberapa diantaranya seperti : This Must Be the Place (Naive Melody) milik Talking Heads dan You're Gonna Make Me Lonesome When You Go punya Bob Dylan. Every Little Thing (He) Does Is Magic – pastinya, saya masih menyukai versi yang asli oleh The Police yang muncul diawal 80-an. Tapi memang ‘Shawn Colvin’, sangat memikat sekali, suaranya buat saya terdengar renyah dan sexy dengan musik gaya 90-an, meskipun durasi lagu ini cukup singkat tidak lebih dari tiga setengah menit.
Hard To Handle – Black Crowes
Dulunya, banyak teman-teman saya yang bilang The Black Crowes mirip dengan The Rolling stones? dan saya pikir-pikir waktu itu bisa iya bisa juga tidak. Tapi memang saat kemunculan album pertama mereka - Shake Your Money Maker di tahun 1990 itu sungguh fantastis buat saya. Hampir semua track di album tersebut jadi favorite. Tak terbayangkan sebelumnya, Black Crowes -hadir diawal tahun 90-an -membawa ‘rock&roll’ ditengah-tengah serbuan pasar musik metal yang 4G (gonzes-gaul-galau-glam), dan dari situ Hard To Handle muncul dengan semangat gitar rock-blues yang lebih garang dari para ‘pendahulunya’. Versi pertama Hard To Handle muncul sekitar tahun 1968, dibawakan penyanyi ternama dan berpengaruh dalam perjalanan musik soul dan R&B (sekaligus penerima The Grammy Lifetime Achievement Award) - Otis Ray Redding. Pastinya Hard To Handle versi Otis adalah nge-soul, dan suara latar ‘alat-tiup’ yang terdengar nyaris membenturkan imaginasi saya kepada theme song milik serial TV jadul Hawaii Five-O. Dan nuasa soul dilagu ini masih bisa dirasakan kembali manaka dibawakan oleh band ternama Grateful Dead pada album live mereka keluaran tahun 1973 yang bertitle: History of the Grateful Dead, Volume One (Bear's Choice).
Lately - Jodeci
Lately ‘Stevie Wonder’ lagu yang tidak asing lagi bagi kebanyakan penggemar lagu-lagu romantis 80-an, dan dimasa tahun 80-an tidaklah terlalu sulit menemukannya mengudara di radio swasta tertentu terutama sekitar waktu tengah malam. Satu hal lain, bagi sebagian orang yang curiga pasangannya selingkuh?, mungkin ini adalah lagu wajib buat mereka. Versi Jodeci adalah yang muncul dari live album Uptown MTV Unplugged pertengahan tahun 1993. Dalam interpretasi saya ‘Jodeci’ sangat berbeda dengan ‘Stevie’ yang muncul di album Hotter than July tahun 1980; menjadi unik sebab dinyanyikan lebih dari satu karakter vocal yang berbeda, juga lebih emotional (galau) terutama pada fase-fase menuju akhir. Hanya saja memang musiknya tidak lagi berkarakter jazz sebagaimana ‘Stevie’, lebih dirasakan kepada pop-hip hop. Dan tidak mengherankan buat saya, jika Lately – Jodeci bisa menembus nomor 4 di U.S. Billboard Hot 100 sedangkan Stevie cuma mentok diposisi 64.
Sign o 'the Times - Muse
Sejauh ini saya belum lagi menemukan cover Sign o 'the Times semantap yang dilakukan Muse. Sebuah cover yang saya temukan diyoutube : Recorded live at Air Studios for BBC Radio 1 Live Lounge, 2012. Lagu cadas yang punya nafas funk dan soul ini –ditangan Muse- menjadi sedikit garang dan bernuansa metal. Sign o 'the Times berasal dari album Prince yang berjudul sama dengan lagu tersebut tahun 1987, dan tercatat menembus posisi 3 U.S. Billboard Hot 100 (dan lagu ini sepintas dalam interpretasi selalu memberi kesan dengan gaya musik Talking Heads). Didunia musik, ketenaran Prince bukan hanya sekedar sebagai penyanyi dan pencipta lagu semata, dia dikenal juga sebagai multi-instrumentalist, bahkan terkadang disejajarkan dengan para gitaris top dunia, dan lebih jauh lagi –sebelum ‘pensiun’-Prince termasuk artis penyanyi yang videonya sulit ditemukan di youtube. Mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan sosoknya adalah ‘eksentrik’... Rest In Peace Prince !
©bona/2018/image-artikel:bona